Bandar Lampung, BP3TKI (21/8) - Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Ungkapan ini tepat disematkan kepada Eli Astuti Dewi, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) Purna asal Sekampung, Lampung Timur yang sekarang memiliki usaha keripik jamur. Produk makanan ‘Keripik Jamur Gres’ miliknya, terus maju dan berkembang cepat.
Minggu, (18/8/2019), Ia mendapatkan Bantuan Wirausaha Pemula dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UMKM) sebesar Rp 12.000.000, di Bandar Lampung. Dewi merupakan PMI Purna binaan Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Lampung sejak tahun 2015, mengawali cerita suksesnya dengan jatuh bangun.
Bekerja Ke Malaysia
Pada tahun 2007, Dewi berangkat ke Johor Bahru, Malaysia untuk bekerja sebagai Operator mesin jahit di SINGLUN GARMENT SDN BHD, Perusahaan Garmen di Johor Bahru, Malaysia. Akhir tahun 2008, kisah pilu menimpa Dewi. Suami Dewi, Edi, yang juga bekerja di Johor Bahru, mengalami kecelakaan kerja di perkebunan, yang menyebabkan kakinya cedera dan tidak dapat bekerja kembali sebagai pekerja kebun. Sejak saat itu, Dewi harus membagi waktunya untuk bekerja dan merawat sang suami. Ia mengaku hanya dapat mengirimkan sedikit uang untuk kebutuhan sehari-hari anaknya di kampung halaman.
“Gaji saya sebagian besar digunakan untuk merawat suami saya, untuk pengobatan suami maupun menyewa rumah di Johor Bahru. Jadi saya bisa dibilang tidak memiliki tabungan yang dibawa pulang ke Indonesia,“ imbuh Dewi.
Pulang dari Malaysia tahun 2010, Dewi merasa malu karena pulang kampung tanpa membawa hasil. Hal ini yang menyebabkan ia ‘mengurung diri’ di rumah tanpa banyak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar selama kurang lebih 4 tahun. “Saat itu mungkin adalah salah satu titik terendah, saya merasa sedih, galau, dan malu. Saya tidak tahu dengan pasti apa yang harus saya lakukan ke depannya,“ jelas Dewi.
Mulai Bangkit
Dewi mulai ikut berorganisasi di perkumpulan pekerja migran purna bernama SBMI pada akhir tahun 2014. Oktober 2015, Ia mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Kewirausahaan PMI Purna di bidang budidaya jamur tiram yang diadakan BP3TKI Lampung.
Ia mengikuti pelatihan selama 6 hari penuh di Balai Desa Banarjoyo, Batanghari, Lampung Timur. “Pelatihan dari BP3TKI Lampung tersebut membukakan mata saya bahwa ada perhatian dari Pemerintah terhadap PMI Purna, yang pada akhirnya memotivasi saya untuk membangun usaha dari nol. Dimulai dari kecil dulu ndak apa-apa, yang penting yakin,“ kenang Dewi.
Selepas pelatihan, ia membangun usaha budidaya jamur tiram dengan membentuk kelompok usaha PMI Purna ‘Berkah Jamur’. Hasil panen jamur tiram dari budidaya jamur tiram dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari Dewi dan PMI Purna lainnya. Melihat peluang budidaya jamur tiram yang cukup menjanjikan, Dewi pun terus menekuni usaha ini.
Sebagai instansi awal yang membina kelompok usaha PMI Purna, BP3TKI Lampung terus melakukan monitoring terhadap kelompok usaha PMI Purna selepas pelatihan, tidak terkecuali kelompok usaha yang diketuai Dewi. BP3TKI Lampung juga melakukan identifikasi kendala terkait pengembangan usaha PMI Purna baik melalui telepon maupun kunjungan lapangan.
Pantang Menyerah
Awal tahun 2017, Dewi mengembangkan usaha dengan mengolah olahan jamur tiram menjadi keripik, bakso maupun olahan lainnya. Awalnya, Dewi sering mendapat kritik dari berbagai pihak terkait kualitas produknya. Ia pun terus meningkatkan kualitas produk dengan berbagai masukan yang ada.
Melihat kegigihannya yang tinggi dalam membangun usaha, BP3TKI Lampung terus memotivasi Dewi. BP3TKI Lampung beberapa kali mengikutsertakan Dewi dalam acara Pameran produk seperti Trade Expo Indonesia Tahun 2017 oleh Kementerian Perdagangan, Pameran Lampung Fair, serta kegiatan peningkatan kapasitas usaha lainnya.
BP3TKI Lampung turut menjembatani PMI Purna wirausaha kepada para pihak yang dapat memberikan layanan pengembangan usaha seperti pihak perbankan, Dinas Koperasi dan UMKM setempat, serta Instansi Pemerintah maupun stakeholder lainnya. Dalam hal ini, Dewi dengan cepat dikenal oleh kalangan Dinas Kabupaten Lampung Timur karena dirinya selalu aktif dalam kegiatan Dinas serta memasarkan produk tanpa henti. Ia pun menjadi salah satu pelaku UKM unggulan Kabupaten Lampung Timur.
Berkat kerja kerasnya pula, produk Keripik Jamur milik Dewi mendapatkan perizinan gratis dalam hal Nomor Pangan Izin Rumah Tangga (P-IRT) serta Sertifikasi Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Terima Kasih BP3TKI Lampung
Dewi turut dipercaya menjadi CO KKBM (Community Organizer Komunitas Keluarga Buruh Migran) di Lampung Timur oleh BP3TKI Lampung. Salah satu tugas CO KKBM yaitu mendampingi kelompok usaha PMI Purna di beberapa wilayah di Lampung Timur.
“Dewi adalah salah satu contoh nyata PMI Purna Sukses yang pernah kami bina dari nol. Dulu, kami yang melatih beliau. Sekarang, Dewi turut serta dalam mendampingi PMI Purna yang mengalami kendala dalm berwirausaha di daerah Lampung Timur,“ ujar Ahmad Salabi, Kepala BP3TKI Lampung.
"Dukungan yang terus kami berikan kepada Bu Dewi bukan tanpa alasan. Kami melihat Bu Dewi sebagai salah satu PMI Purna yang pantang menyerah dan selalu ingin maju. Ditambah lagi, ia dapat menjadi sosok yang menginspirasi PMI Purna Lampung lainnya,“ ujar Waydinsyah, Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan BP3TKI Lampung.
Saat ini, Dewi mendapatkan pesanan reguler keripik jamur dari berbagai daerah di Lampung. Pesanannya pun meningkat saat hari raya dan hari-hari besar. Rencananya, ia akan menggunakan uang bantuan wirausaha pemula untuk mengembangkan usaha keripik jamur dan budidaya jamur miliknya.
Diakui Dewi, segala hal baik dalam berwirausaha yang telah direngkuhnya tidak lepas dari peran pemerintah, terutama BP3TKI Lampung. “Banyak pihak yang membantu saya, namun BP3TKI Lampung lah yang membuka pintunya,” ungkap Dewi. ** (Humas/BP3TKI LAMPUNG/PS)
Sumber :
http://www.bnp2tki.go.id/