|
Sumber : Dokumentasi Pribadi |
Taipei, KDEI (30/10/17) -- KDEI Taipei terus melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan pelayanan dan perlindungan TKI di Taiwan. Baru-baru ini KDEI Taipei menandatangani Nota Kesepahaman dengan PT. Bank BRI (Persero) Tbk (Sabtu, 28/10/17) dalam konteks upaya meningkatkan pelayanan dan perlindungan bagi Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan melalui Pemanfaatan Jasa-Jasa Perbankan BRI dan Penyediaan Basis Data Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan oleh KDEI Taipei.
Acara tersebut sukses dihadiri sekitar 300 WNI/TKI yang datang dari berbagai penjuru di Taiwan. Acara tersebut dirangkaikan dengan sosialisasi Kartu Pekerja Indonesia (KPI) sebagai salah satu produk Bank BRI yang nantinya dapat digunakan oleh WNI/TKI di Taiwan.
Penandatanganan tersebut dilakukan langsung oleh Bapak Robert J Bintaryo selaku Kepala KDEI Taipei denganDirektur Institution Bank BRI Sis Apik Wijayanto disaksikan oleh Bapak SuprajartoDirektur Utama Bank BRI, Bapak Herry Sudarmanto Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan RI, Ibu Srie Agustina Inspektur Jenderal Kemendag,Bapak M.Syist Mewakili Sekjen Kemendag, Ibu Arini Rahyuwati Mewakili Deputi Penempatan BNP2TKI dan Bapak Krishna Syarif Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan. Turut dihadiri juga anggota delegasi dari masing-masing stakeholder terkait tersebut serta home staf dan lokal staf KDEI Taipei.
Rangkaian kegiatan yang melibatkan ratusan WNI/TKI tersebut diawali dengan Sambutan Kepala KDEI Taipei, Sosialisasi Program dengan pembicara dari perwakilan pemerintah dari Kementerian Perdagangan, Kementerian Tenaga Kerja, BNP2TKI, serta Bank BRI.
Dalam pengenalan awal sekilas program Bank BRI disampaikan bahwa KPI sangat bermanfat bagi TKI selain berfungsi sebagai kartu debit juga berfungsi sebagai kartu ATM sekaligus juga sebagai kartu identitas TKI yang ada di luar negeri. Manfaat lainnya adalah TKI bisa mempunyai akses terhadap kebutuan permodalan, serta produk KPR. Bank BRI melihat bahwa di Taiwan sangat potensial untuk dikembangkan KPI, mengingat jumlah penempatan TKI merupakan terbesar kedua setelah Malaysia saat ini serta potensi devisa yang masuk sangat besar. Selain di Taiwan, Bank BRI ke depan bersama dengan BNP2TKI, kedepannyaakan mengembangkan KPI di negara-negara lain seperti di Korea, Jepang serta di Arab Saudi.
Dalam sambutannya, Kepala KDEI Taipei menyampaikan bahwa TKI sebagai pahlawan devisa yang jauh dari keluarga tentunya perlu mendapatkan pelayanan yang baik dari pemerintah.
“KDEI di Taipei berupaya hadir pada setiap kesempatan guna memprioritaskan pelayanan TKI/WNI. Bukan hanya perlindungan tetapi kami juga berpikir bagaimana kedepannya. Oleh sebab itu kami bersyukur dan menyambut baik kerjasama dengan Bank BRI yang sebelumnya juga telah dimulai kerjasama Bank BNI dan BPJS Ketenagakerjaan”, ujarnya mengawali sambutannya.
Beliau menegaskan bahwa pelayanan kepada TKI bukan hanya pada saat ini perlindungannya tapi termasuk pada pemberdayaannya yang sampai ke desa-desa. Diharapkan TKI purna nanti kembali membangun desa dengan modal yang telah dimiliki dengan skill yang ditingkatkan di Taiwan guna membangun Indonesia yang lebih baik.
“Diharapkan dengan pemanfaatan jaringanBank BRI yang tersebar sampai di pelosok daerah di Indonesia serta dukungan kecanggihan teknologi TKI bisa menggunakan transaksi online banking, mengirim uang melalui hanpdhone yang digunakan tentunya akan lebih mudah”, tambahnya
Beliau juga mengharapkan bahwa dengan adanya kerjasama dengan Bank BRI tidak terbatas sebagai pengiriman uang saja, tentunya ke depan diharapkan ada fasilitasi CSR (Corporate Social Responsibility) guna meningkatkan kemampuan dan skill TKI. Sebagai informasi bahwa KDEI Taipei saat ini terus mendukung mendukung pembelajaran dan peningkatan kemampuan skill TKI bekerja sama dengan mahasiswa Indonesia yang ada di Taiwan, misalnya program pendidikan kesetaraan paket A, B, C dan Universitas Terbuka (UT).
“Kita menyambut baik dengan adanya Nota Kesepahaman ini, semoga bisa terealisasi secepatnya, karena pertanyaan selanjutnya setelah sebulan dua bulan, dimana TKI bisa dan kapan mendaftar untuk kepesertaan KPI tersebut, ini tentunya menjadi PR kita bersama”, ujarnya mengakhiri sambutannya.
Pada kesempatan yang sama, Inspektur Jenderal Kemendag menekankan pentingnya Exit Programbagi TKI agar saat kembali ke Indonesia sudah dapat memulai kegiatan memulai usaha. TKI purna dapat mengembangkan produk yang diperlukan di Taiwan, tentunya menggunakan CSR, selanjutnya dapat berkontribusi dalam mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke Taiwan. Selain itu tentunya perlunya pemanfaatkan keahlian bahasa Mandarin, nantinya di Indonesia dapat membuka pelatihan bahasa mandarin tentunya hal tersebut perlu juga pendampingan dan fasilitasi CSR dari Bank BRI.
“Peran BRI akan semakin penting untuk kemajuan exit program bagi TKI yang pulang ke Indonesia”, tegasnya.
Dalam pemaparannya, BapakHerry Sudarmanto Sekretaris Jendral Kementerian Ketenagakerjaan RI menyampaikan program yang sedang dan akan dilakukan oleh Kementerian Ketenagakerjaan khususnya TKI yang dimulai sebelum berangkat ke negara tujuan, saat di luar negeri maupun setelah pulang kembali ke tanah air. Salah satu program yang disampaikan adalah Desmigratif (Desa Migran Produktif) maupun penyediaan informasi pasar kerja luar negeri yang dapat langsung diakses online melalui LTSA di kabupaten/kota. Selain itu juga beliau menyampaikan seputar Undang-Undang Pelindungan Pekerja Migrant Indonesia yang telah disahkan pada tanggal 25 Oktober 2017 lalu.
Dalam kesempatan tersebut Bank BRI memperkenalkan konsep, demo serta mockupkartu KPI. Ada tiga keunggulan KPI bagi TKI antara lain yakni sebagai kartu identitas, kartu ATM dan yang ketiga sebagai rekening tabungan yang dapat dimonitor sendiri oleh TKI di luar negeri.
Direktur utama Bank BRI dalam sosialisasinya menyampaikan bahwa acara ini guna mewujudkan memberikan dukungan terhadap pelayanan dan perlindungan TKI di Taiwan. Menurut data BI, Taiwan merupakan negara ketiga terbesar penerima remitansi di wilayah Asia Pasifik, sampai dengan September 2017. Total transfer uang yang dilakukan oleh TKI juga sangat besar, merupakan sumbangan yang besar bagi devisa Indonesia.
“Kita perlu mengapresiasi bahwa TKI adalah pahwalan devisa negara. Namun demikian selama ini layanan rekan-rekan TKI yang ada di Taiwan khususnya sektor perbankan dan keuangan masih terbatas aksesnya. Para TKI membutuhkan sarana untuk pengiriman uang secara cepat dan aman dari tempat kerja di rumah yang terletak di daerah terpencil terluar dan terdepan”, ujarnya.
Atas dasar tersebut sebagai salah satu wujud apresiasi terhadap sumbangan para TKI, Bank BRI berinovasi menciptakan KPI Taiwan, sebuah produk dan layanan yang diperuntukan bagi TKI agar dapat melakukan layanan perbankan secara terintegrasi yang sekaligus terhubung denganjaringan transaksi internasional. Dengan kartu tersebut para TKI bisa melakukan akses di berbagai ATM yang ada loga visa master sehingga tidak perlu lagi ke kantor-kantor perbankan dan tentunya dapat menyimpan uang atau gaji secara aman dan mengirimkan secara teratursetiap bulan dapat melalui e-banking, serta dilengkapi dengan asuransi kesehatan, kecelakaan, kecelakaan kerja, asuransi jiwa jika pekerja meninggal dunia serta layanan perbankan yang lain.
“Semoga acara ini mampu memberikan kemudahan bagi TKI ke depan karena tidak hanya sekedar layanan transaksi perbankan tapi ke depan kami juga menyediakan layanan perbankan yang lain bagi TKI, jika TKI membutuhkan loan tentu kita kita berikan dengan mudah karena dengan adanya KPI Taiwan ini bisa untuk membeli rumah di Indonesia, membeli sawah, membuka usaha, renovasi rumah dan lain sebagainya.
Ibu Arini Rahyuwati mewakili Deputi Penempatan BNP2TKI dalam pemaparannya menyampaikan bahwa seiring dengan Undang-Undang baru Pekerja Migran Indonesia, saat ini pemerintah pusat memang sedang melakukan upaya dalam perbaikan tata kelola penempatan TKI ke luar negeri. Disampaikannya juga termasuk program program pemberdayaan terintegrasi yang difasilitasi oleh Bank BRI. Dicontohkannya seorang TKI purna asal Taiwan atas nama Mba Emi sukses memulai usaha lumpia dari usaha kecil-kecilan hingga mempunyai toko bakery. Hal tersebut karena pendampingan dan fasilitasi pembiayaan dari Bank BRI
Terkait dengan launching Kartu Pekerja Indonesia (KPI), pihaknya menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan tersebut.
“Kartu KPI ini adalah teman TKI, teman dalam mengelola keuangan TKI. Kartu ini banyak fungsinya, ini tidak hanya sekedar kartu biasa, tetapi juga ini sebagai salah satu identitas TKI serta sebagai sarana untuk mempermudah transaksi keuangan. Tidak hanya sekedar kartu tapi teman dalam pengelolaan keuangan karena semuanya tercatat dan terpercaya bahwa uang anda aman dan pasti di lembaga yang resmi”, ujarnya dalam memberikan penguatan bagi TKI yang hadir.
Sebagai informasi bahwa pada tahun 2015 BNP2TKI dan Bank BRI juga telah menandatangani MoU dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk tentang Pemberian Layanan Keuangan Terpadu bagi TKI dalam mewujudkan Sistem Keuangan Inklusif.
Menurut data dari Ministry of Labor Taiwan bahwa saat ini total TKI (update September 2017) yang bekerja di Taiwan sebanyak 256.592 orang, sekitar 40 % dari komposisi TKA di Taiwan. Tentunya ini merupakan potensi yang besar sebagai sumber penghasilan negara (devisa) tentunya. Menurut Data Bank Indonesia, remitansi TKI tahun 2017 (update Juli) sebesar 7,4 Triliun Rupiah. Tak berlebihan memang TKI sering dijuluki “Pahlawan Devisa”.
Diharapkan penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut dapat segera terealisir sehingga TKI dapat memanfaatkan berbagai keunggulan produk perbankan termasuk di dalamnya adalah pemanfaatan fitur KPI sebagai alat untuk pembayaran jaminan sosial TKI di Taiwan (Asuransi BPJS Ketenagakerjaan). Saat ini sistemnya sedang dalam pengembangan.
Acara ini berlangsung dengan sukses sampai pukul 22.30 waktu Taiwan yang diselingi dengan hiburan yang menghadirkan komikus terkenal dari Indonesia, Mongol, serta diselingi dengan doorprize. Secara umum, hadirin sangat antusias dengan adanya kegiatan tersebut.
Berita terkait dari website lainnya :
Berita Koran :