“Bekerja adalah
Ibadah”
Islam
menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna
menutupi kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halalan thayiban termasuk kedalam jihad
di jalan Allah yang nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. Dengan
demikian bekerja adalah ibadah dan menjadi kebutuhan setiap umat manusia.
Bekerja yang baik dan bertanggung jawab adalah wajib sifatnya dalam Islam.
Sebagaimana
Firman Allah SWT berfiman dalam Surat At Taubah 9 : 105 yang artinya :
Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka
Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” (At Taubah 9 : 105)
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bahkan
menyebut aktifitas bekerja sebagai jihad di jalan Allah.
Diriwayatkan,
beberapa orang sahabat melihat seorang pemuda kuat yang rajin bekerja. Mereka
pun berkata mengomentari pemuda tersebut, “Andai saja ini (rajin dan giat)
dilakukan untuk jihad di jalan Allah.” Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam segera menyela mereka dengan sabdanya, “Janganlah kamu berkata seperti itu. Jika ia
bekerja untuk menafkahi anak-anaknya yang masih kecil, maka ia berada di jalan
Allah. Jika ia bekerja untuk menafkahi kedua orang-tuanya yang sudah tua, maka
ia di jalan Allah. Dan jika ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dirinya, maka
ia pun di jalan Allah. Namun jika ia bekerja dalam rangka riya atau berbangga
diri, maka ia di jalan setan.” (HR
Thabrani, dinilai shahih oleh Al Albani)
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik dari makanan yang
dihasilkan dari pekerjaan tangannya sendiri.” (HR Bukhari)
Agar Bekerja
Bernilai Ibadah
Pertama,
pekerjaan yang dijalani harus halal dan baik.
Allah
berfirman,
“Hai orang-orang
yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan
kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu
menyembah.” (QS. Al Baqarah [2]: 172)
Setiap
muslim diperintahkan untuk makan yang halal-halal saja serta hanya memberi dari
hasil usahanya yang halal, agar pekerjaan itu mendatangkan kemaslahatan dan
bukan justru menimbulkan kerusakan.
Kedua,
bekerja dengan profesional dan penuh tanggungjawab.
Islam
tidak memerintahkan umatnya untuk sekedar bekerja, akan tetapi mendorong umatnya
agar senantiasa bekerja dengan baik dan bertanggungjawab.
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
“Sesungguhnya Allah
mencintai seorang diantara kalian yang jika bekerja, maka ia bekerja dengan
baik.” (HR Baihaqi, dinilai shahih oleh Al Albani
dalam “Silsilah As Shahihah”)
Yang
dimaksud dengan profesional dalam bekerja adalah, merasa memiliki tanggungjawab
atas pekerjaan tersebut, memperhatikan dengan baik urusannya dan berhati-hati
untuk tidak melakukan kesalahan.
Ketiga,
ikhlas dalam bekerja,
Yaitu
meniatkan aktifitas bekerjanya tersebut untuk mencari ridho Allah dan beribadah
kepada-Nya.
Niat
sangat penting dalam bekerja. Jika kita ingin pekerjaan kita dinilai ibadah,
maka niat ibadah itu harus hadir dalam sanubari kita. Segala lelah dan setiap
tetesan keringat karena bekerja akan dipandang oleh Allah sebagai ketundukan
dan amal shaleh disebabkan karena niat. Untuk itulah, jangan sampai kita
melupakan niat tersebut saat kita bekerja, sehingga kita kehilangan pahala
ibadah yang sangat besar dari pekerjaan yang kita jalani itu.
Keempat,
tidak melalaikan kewajiban kepada Allah.
Bekerja
juga akan bernilai ibadah jika pekerjaan apa pun yang kita jalani tidak sampai
melalaikan dan melupakan kita dari kewajiban-kewajiban kepada Allah. Sibuk
bekerja tidak boleh sampai membuat kita meninggalkan kewajiban. Shalat
misalnya. Ia adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim. Maka,
jangan sampai kesibukan bekerja mencari karunia Allah mengakibatkan ia
meninggalkan shalat walau pun hanya satu kali. Begitu pula dengan kewajiban
yang lainnya, seperti zakat, puasa, haji, bersilaturahmi dan ibadah-ibadah
wajib lainnya.
Sebagai
seorang muslim, apabila kita menerapkan nilai-nilai ibadah dalam bekerja maka
aktifitas bekerja kita benar-benar dipandang oleh Allah sebagai kegiatan ibadah
yang memberi keuntungan berlipat di dunia dan di akhirat.
Semangat !
Amalan
ringan yang besar pahalanya :
1.
Rajin
membaca Alqur’an
Nabi
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “barang siapa yang membaca satu
huruf dari Al Quran maka dia mendapat satu pahala kebaikan. Dan setiap satu
pahala itu dilipatkan menjadi 10 kali.” (HR. At Tirmidzi, At Thabrani)
2.
Membaca
subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil
‘azhim
“Dua kalimat yang dicintai oleh Ar Rahman,
ringan diucapkan di lisan, namun berat dalam timbangan (amalan) yaitu subhanallahi wa bihamdih, subhanallahil
‘azhim (Maha Suci Allah, segala pujian untuk-Nya. Maha Suci Allah Yang Maha
Mulia).” (HR. Bukhari no. 7563 dan
Muslim no. 2694)
3.
Rutin
membaca sholawat
Dari
Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda : barang siapa yang membaca shalawat untukku
sekali maka Allah akan memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali (HR Muslim)
Dalam
riwayat lain : “Barang siapa yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan
memberikan shalawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan sepuluh kesalahan, dan
diangkat sepuluh derajat.” (HR. An
Nasai, Shahih)
4.
Rajin
Beristigfar
Dari Ibn Abbas, Nabi Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda: “Barang siapa yang rajin
beristigfar maka Allah akan berikan jalan keluar setiap ada kesulitan, Allah
berikan penyelesaian setiap mengalami masalah dan Allah berikan rizki yang
tidak disangka-sangka.” (HR. Abu
Dawud)