P4TKI Banyuwangi dalam Kegiatan Edukasi Keuangan Outreach Program Bagi Keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) |
Banyuwangi, BNP2TKI (12/9) - - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) mengadakan kegiatan edukasi keuangan bagi keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bertajuk Outreach Program Bagi Keluarga PMI yang berlangsung di Hotel New Surya, Banyuwangi, Jawa Timur, dan dibuka oleh Kepala Kantor OJK Jember, Azilsyah Noerdin pada hari Rabu (11/09/2019).
Program ini merupakan bagian dari program edukasi keuangan untuk melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat, dengan meningkatkan pengetahuan mengenai pengenalan industri Jasa Keuangan serta pemanfaatan produk dan jasa keuangan. Seratus peserta yang merupakan keluarga PMI yang akan didampingin oleh 10 penyuluh dari internal BNP2TKI dalam hal ini P4TKI Banyuwangi dan juga dari Komunitas Keluarga Buruh Migran (KKBM) serta unsur Non Government Organization (NGO).
Selanjutnya, Kepala Subdirektorat Kerjasama Antar Lembaga, Direktorat Pemberdayaan, BNP2TKI, Abri Danar Prabawa dalam sambutannya menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kerjasama pemberdayaan PMI antar lembaga seperti BNP2TKI, OJK, dan Pegadaian sebagai salah satu bentuk upaya pemerintah dalam mensejahterakan para Pekerja Migran Indonesia beserta keluarganya.
Acara ini juga dihadiri oleh Deputi Direktur Edukasi Keuangan OJK Jalius, Kepala Bidang Penempatan Disnaker Banyuwangi, Nunuk Sri Rahayu serta Koordinator P4TKI Banyuwangi Muhammad Iqbal. Pemateri pertama yang merupakan seorang Financial Planner, Reni K. Ashuri mengingatkan kepada para peserta bahwa sudah bukan rahasia lagi jika PMI mempunyai gaji yang lumayan besar. Namun, setelah kembali ke tanah air kehidupannya bisa jadi tidak lebih baik dari sebelum berangkat. Oleh sebab itu, perlu perencanaan dan pencatatan keuangan agar mengetahui digunakan untuk apa saja uang kita selama ini.
“Resep sukses keuangan itu adalah 10, 20, 30, dan 40. Yang pertama, 10% merupakan biaya sosial, 20% untuk tabungan dan investasi, 30% adalah maksimal cicilan utang dan 40% adalah balanja kebutuhan sehari-hari.” Ujarnya.
Materi selanjutnya untuk pengenalan investasi, Vice President PT. Pegadaian Area Jember, Yohanis Wulang mengenalkan produk investasi yang paling minim resiko dan dengan modal sangat kecil, yaitu Tabungan Emas. Beliau menjelaskan hanya dengan uang Rp 7.200 sudah bisa memulai tabungan emas, tidak perlu menabung sampai dengan Rp 700.000 untuk satu gram emas. Dengan menabung emas setidaknya uang yang didapat tidak akan berkurang karena dirampok.
“Walaupun uang kita aman jika disimpan, tapi diam-diam ada rampok yang mengambil uang kita, yaitu inflasi”, jelas Yohanis.
Dihadirkan juga para motivator yang merupakan keluarga PMI dan PMI Purna yaitu Khrisna Adi dan Sulastri yang menceritakan pengalamannya memulai usaha dari menjadi PMI sampai sekarang bisa sukses membangun usaha sendiri.
Kemudian, Deputi Direktur Edukasi Keuangan OJK, Jalius memaparkan mengenai tugas dan fungsi OJK, pengenalan berbagai macam produk investasi aman dan juga kewaspadaan terhadap berbagai jasa keuangan.
“Jangan sekali-kali mempercayakan uang anda kepada jasa keuangan tanpa logo OJK”, pesan Jalius.
Kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan kepada para peserta dalam mengelola keuangan demi menciptakan kesejahteraan yang lebih baik bagi para PMI Purna ataupun keluarga PMI yang saat ini masih bekerja di luar negeri. Nantinya 100 peserta tersebut akan dibiasakan mencatat seluruh kegiatan keuangan yang setiap bulannya akan dilaporkan kepada 10 orang penyuluh *** ( Humas/P4TKI Banyuwangi/Iqbal) editor :F