Yogyakarta, BNP2TKI (18/09/19) Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, yang mempunyai luas wilayah 762,7909 ha adalah satu-satunya desa yang memiliki Pekerja Migran Indonesia (PMI) paling banyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Tahun 2012 desa tersebut diresmikan menjadi kampung PMI oleh Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Gatot Abdullah Mansyur.
Pengembangan desa wisata Nglanggeran dibangun mulai tahun 2008, dengan membentuk Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) yang salah satu inisiatornya adalah Triyana, mantan PMI Korea. "Idenya berawal dari keprihatinannya terhadap banyaknya warga yang pergi ke luar daerah atau ke luar negeri. Berbekal potensi daerah dan sudah banyaknya kunjungan ke desa, tren menjadi PMI itu mulai berubah,"ujarnya
Kemudian, kelompok PMI Purna yang dibentuk oleh Triyana mencoba mengajukan proposal pendampingan kepada BP3TKI Yogyakarta terkait pelatihan dan edukasi, disamping juga untuk merubah mindset warga.Triyana mengaku, pendampingan tersebut membuat warga tergerak untuk bersama-sama merintis desa wisata Nglanggeran, Patuk, Gunungkidul untuk diolah menjadi aset wisata sehingga mereka tidak berangkat lagi ke luar negeri.
Kepala Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Yogyakarta, Suparjo menyampaikan, bahwa sejak tahun 2010 BNP2TKI telah melakukan pelatihan dan edukasi melalui program pemberdayaan terintegrasi kepada 110 orang PMI Purna maupun keluarganya di Desa Ngelangeran, Gunung kidul. "Kami juga terus melakukan pendampingan agar desa tersebut menjadi lebih maju dan berkembang sehingga dapat menarik lebih banyak lagi para wisatawan baik lokal maupun asing”. jelas Suparjo.
Pelatihan yang diberikan antara lain tour dan travel, sablon, kuliner ayam dan bahasa Inggris guna mendukung pengembangan menjadi desa wisata.
Penghargaan UNESCO
Tahun 2015 desa Ngelanggeran ditetapkan UNESCO sebagai kawasan Global Geopark Network karena keberadaan gunung api purbanya dan embung besar. Gunung api purba merupakan gunung batu dari karst atau kapur dan pernah aktif jutaan tahun yang lalu, sementara embung adalah bangunan berupa kolam seperti telaga di ketinggian sekitar 500 meter dari permukaan laut. Embung dengan luas sekitar 5.000 meter persegi itu berfungsi menampung air hujan untuk mengairi kebun buah di sekeliling embung.
Dalam rangka kegiatan ASEAN Tourism Forum tahun 2017 di Singapura, desa ini juga memperoleh penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik I Indonesia dan menerima penghargaan ASEAN Community Based Tourism (CBT) Award.
Tidak sampai disitu, tahun 2018 desa Nglanggeran juga meraih penghargaan ASEAN Sustainable Tourism Award dalam rangka ASEAN Tourism Forum.
Dari sekian banyak prestasi yang sudah diraih, menurut Triyana yang juga merupakan Ketua paguyuban PMI Purna Tunas Jaya, dahulu berangkat ke luar negeri menjadi PMI sempat menjadi primadona di desanya. Sehingga mayoritas warga mencari nafkah dengan berangkat menjadi pekerja migran di negeri orang. "Mayoritas masyarakat kami dulu menjadi PMI ke Malaysia, dan ada juga yang ke Korea. Trennya itu berangkat, pulang, kemudian berangkat lagi," jelasnya.
Desa yang berkembang dari tahun 2012 sudah mendapatkan omset pengelolaan sebesar Rp.81.225.000 dengan total wisatawan 27.875 orang. Dan pada tahun 2018 dengan jumlah wisatawan baik lokal maupun asing sebanyak 142.179 orang mampu mencapai omset hingga 3 Milyar.
Jenis usaha yang ditekuni oleh para PMI Purna antara lain pembuatan makanan ringan seperti bakpia, ternak sapi, kambing etawa dan ayam pedaging, usaha homestay, serta warung kelontong dan warung makan disekitar wisata itu.
Saat ini Desa Nglanggeran sudah terdapat berbagai fasilitas seperti outbound, home stay, Jalur pendakian, gardu pandang, Camping ground, MCK/ Toilet, papan informasi, tempat ibadah, tempat parkir, pendopo, lokasi parkir,pemandu wisata dan setiap pengunjung yang datang sudah terlindungi dengan asuransi. Tersedia pula paket Wisata seperti live in, camping, out bond, sunset, sunrise, climbing & Rafting, tempat penelitian, Tracing, Flying Fox, Tempat Makrab, Jelajah Alam beserta wisata budaya dan ritual.
Ditempat terpisah, Direktur Pemberdayaan BNP2TKI, A Gatot Hermawan mengungkapkan rasa bangganya kepada warga desa Nglanggeran yang tidak lagi berangkat menjadi PMI, dan memilih untuk membangun desa nya menjadi desa wisata yang tidak hanya diakui wisatawan lokal namun juga wisatawan asing.
"Saya berharap upaya para TKI purna di desa Nglanggeran ini dengan membentuk paguyuban dan bisa mengelola sebuah desa menjadi tempat wisata secara mandiri patut dijadikan contoh para TKI dan keluarganya di seluruh Indonesia”. Pungkas Gatot. (Humas/Tha)
Sumber : BNP2TKI