PMI Sukses Ma'sum asal Lombok Tengah NTB |
Mataram, BNP2TKI (16/12) Sepulang bekerja dari Korea Selatan, Ma’sum (37) mulai mencoba merintis usaha bengkel dan jual sparepart motor di rumah Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kini bengkel tersebut telah berjalan dengan mekanik nya Ma’sum sendiri serta di temani dau orang pegawainya.
“Membuka bengkel motor ini karena hobi saya mengotak-atik mesin. Makanya sepulang bekerja dari Korea Selatan pada 2015, selang setahun saya langsung membuka bengkel motor ini,” jelas Ma’sum kepada Humas BNP2TKI saat ditemui dikediamannya Lombok Timur, NTB beberapa waktu lalu.
Bengkel motor milik Ma’sum tepat berada disamping rumahnya. Bengkel tersebut berukuran lumayan cukup besar sekitar 7 x 10 meter. Di bengkel itu, Ma’sum juga menjual alat-alat motor seperti sparepart dan asesoris. Tidak hanya itu, setiap hari Ma’sum juga melayani jasa service motor dengan segala jenis merek motor apapun.
“Alhamdulillah setiap hari ada saja orang yang service motornya. Ada juga konsumen yang beli sparepart, asesoris dan onderdil motor. Dalam menservice motor saya kadang kerjakan sendiri tapi kalau sedang banyak order saya di bantu oleh pagawai,” jelasnya.
Tahun 2016 Ma’sum merintis usaha bengkel motornya, sudah sekitar lima tahun bengkel motor Ma’sum telah berdiri. Ia mengaku menghabiskan modal sebersar Rp 70 juta untuk membuka usaha bengkel motor tersebut.
“Saya pakai modal uang dari hasil bekerja di Korea. Selama bekerja saya tabung uangnya memang sengaja untuk modal usaha. Selain ditabung, saya juga bisa bangun rumah dan membeli sawah. Setiap gajihan saya kirim uang ke orangtua di kampung,” kenang Ma’sum.
Pria kelahiran Lombok 4 April 1982 ini mengaku, selama bekerja di Korea Selatan berhasil mendapatkan uang sebesar Rp 15-16 juta perbulannya. Di Korea Selatan, Ma’sum bekerja di plastik dan pembubutan di daerah Incon.
Selain usaha bengkel, Ma’sum juga membuka usaha pengelasan di rumahnya, usaha las tersebut Ia bangun pada tahun 2017. Dalam menjalankan usaha lasnya, Ma’sum dibantu oleh satu orang temannya yaitu sesama Pekerja Migran Indonesia (PMI) purna Korea Selatan.
“Keahlian mengelas saya dapat dari mengikuti bimbingan teknis (Bimtek) dari BP3TKI Mataram. Usaha las memang menjanjikan. Kalau di bengkel tidak sibuk saya sambil kerjakan pesanan pagar, tralis, kanopi dan lainnya,” ujar Ma’sum.
Bapak satu anak ini mengaku dari dua usaha yang dijalanimya, dalam sebulan omset yang didapatkan berkisar jutaan rupiah. Ma’sum mengatakan omset akan dikembangkan untuk modal kedua usahanya tersebut.***(MH)
Sumber : BNP2TKI