MANADO, BP2MI (05/03) - - Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Manado melepas satu pekerja migran atas nama Frederikus Ricardo asal kota Tomohon yang berhasil lulus dalam program SP2T (Special Program Placement To Taiwan). Frederikus akan bekerja di PT. Shinkong Textile Co.Ltd Taiwan sebagai operator produksi dengan kontrak selama 3 tahun dan gaji minimal Rp. 10 juta/bulan di luar lembur dan tunjangan lainnya. Dalam proses seleksi yang telah dilaksanakan pada tanggal 14 November 2019 yang lalu ini, sebanyak 11 kandidat dari 8 provinsi di Indonesia bertarung untuk mendapatkan pekerjaan ke Taiwan. Dan berdasarkan hasil seleksi interview, Frederikus berhasil mendapatkan pekerjaan sebagai Operator Produksi PT Shinkong Textile Co.Ltd bersama dengan 2 kandidat lainnya dari Surabaya dan Bandung.
Ditemui di kantor BP3TKI Manado, Frederikus menyampaikan rasa senang dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) dan BP3TKI Manado yang telah memberikan kesempatan kepadanya untuk bekerja ke Taiwan melalui program SP2T “Terima kasih saya ucapkan kepada BP2MI yang telah meluncurkan program SP2T ini sehingga impian saya untuk bekerja ke luar negeri dapat terwujud. Puji Tuhan tidak ada lagi biaya agen yang kerap memberatkan pekerja migran seperti saya sehingga saya bisa bekerja ke luar tanpa ada beban. Terima kasih juga saya ucapkan kepada BP3TKI Manado yang sudah sepenuh hati membantu saya dari mulai tahap seleksi sampai pengurusan berkas visa dan E-KTKLN. Saya berharap kedepannya, lowongan untuk program ini diperbanyak sehingga putra-putri Manado lainnya juga bisa mendapatkan kesempatan untuk bekerja ke Taiwan. Tetap Semangat” katanya.
Dalam sambutannya, kepala BP3TKI Manado Hard F. Merentek menyampaikan bahwa program SP2T merupakan program yang saat ini sedang banyak diminati oleh calon pekerja migran “ SP2T merupakan program Direct Hiring yang diprakarsai oleh BP2MI dengan tujuan untuk mengurangi praktek jual beli job/fee agency yang kerap membebani pekerja migran kita. Dikarenakan biaya penempatannya yang kecil, program menjadi primadona dan sangat diminati oleh masyarakat. Di BP3TKI Manado saja hampir setiap hari ada masyarakat yang datang untuk menanyakan informasi program SP2T. Namun sayangnya, kuotanya masih belum terlalu banyak. Kedepannya kami di daerah berharap agar lowongan dalam program ini dapat di tambah sehingga semakin terbuka kesempatan bagi CPMI asal Sulawesi Utara untuk mendapatkan pekerjaan di Taiwan.”ungkapnya.
Sumber : BNP2TKI