Kepala BP3TKI Padang, Joko Purwanto, memberikan pengarahan kepada pelamar SP2T asal Sumbar yang lulus interview, Jumat (6/3/2020). |
PADANG, BP2MI (6/3) – Pelamar Special Placement Program to Taiwan (SP2T) asal Sumatera Barat, Dian Fitri Yetti, mengunjungi kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Padang, Jumat (6/3/2020). Kedatangan Dian yang merupakan pelamar SP2T yang pertama kali lulus dari Sumatera Barat ini, langsung disambut oleh Kepala BP3TKI Padang, Joko Purwanto. Beliau pun langsung memberikan pengarahan lebih lanjut terkait proses penempatan ke Taiwan.
“Sebelumnya saya mengucapkan selamat, Anda merupakan pelamar pertama di Sumatera Barat yang lulus bekerja ke Taiwan melalui skema SP2T. Namun, sebelum berangkat ke Taiwan ada beberapa hal yang harus diurus, salah satunya Medical Check Up di sarana kesehatan yang sudah ditetapkan oleh BP2MI. Untuk paspor, kalau sudah punya tinggal diperpanjang. Setelah itu akan ada penandatangan perjanjian kerja dan pengurusan visa kerja, “ ujar Joko.
Dian akan bekerja pada perusahaan HO YU Textile CO., Ltd (Functional Clothing Manufacturing) yang merupakan perusahaan produksi tektil dan pakaian dengan kontrak kerja selama tiga tahun di Taiwan. Ia akan bekerja pada jabatan sebagai operator dengan uraian pekerjaan yang berkaitan dengan operator produksi pada bagian tenun dan pencelupan. Waktu kerja setiap harinya delapan jam ditambah dengan waktu lembur setiap harinya.
“Saya merasa tertarik untuk bekerja karena gaji yang ditawarkan sebesar 23,800 NT/bulan atau sekitar sebelas juta rupiah. Pihak perusahaan pun menyediakan kebutuhan makan sehari-hari. Kesempatan kerja seperti ini sangat sulit untuk dicari, jadi saya sangat bersyukur bisa lolos dan mendapatkan pekerjaan ini,” cerita Dian kepada Kepala BP3TKI Padang.
Selain memberikan pengarahan, Joko juga menasehati agar Dian lebih berhati-hati dalam menggunakan penghasilan yang ia terima. “Penghasilan yang diterima jangan dipakai seluruhnya untuk belanja kebutuhan konsumtif, apalagi biaya makan sudah ditangung oleh perusahaan. Usahakan sebagian dari penghasilan yang diterima ditabung, agar ke depannya dapat digunakan untuk modal saat kembali ke tanah air, “ jelas Joko.
Dian sebelumnya telah bekerja sebagai operator produksi di Malaysia. Di sanalah ia sedikit belajar percakapan sehari-hari dengan temannya menggunakan bahasa Mandarin. Sehingga pada saaat wawancara SP2T yang dilaksanakan pada2 Maret 2020 lalu Dian bisa menjawab pertanyaan user Taiwan dengan menggunakan bahasa Mandarin. Sedangkan untuk bahasa Inggris, Dian mengaku masih belum mahir. Dian pun berharap ke depannya BP3TKI Padang dapat memfasilitasi lebih banyak pencari kerja asal Sumatera Barat untuk bekerja ke luar negeri. ** (Humas/BP3TKI Padang/dba)
Sumber : http://www.bnp2tki.go.id