Para TKI di Taiwan mengisi waktu luang di hari libur dengan berlatih membuat kue tradisional khas Taiwan serta pelatihan bisnis e-commerce
TAIPEI, BNP2TKI (11/09/2017) – Kisah tentang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, tidak melulu berisi kesedihan dan cucuran air mata. Seperti halnya di Taiwan, para TKI justru mengisi waktu luang di sela-sela hari libur dengan berlatih membuat kue tradisional khas Taiwan serta pelatihan bisnis e-commerce.
Tak kurang dari 40 TKI, hadir dalam pelatihan yang diadakan di Kainan Vocational High School, Taipei, Taiwan, Minggu (10/9). Direncanakan, puluhan TKI ini akan mengikuti pelatihan secara intens setiap minggu sebanyak 10 kali pertemuan atau sekitar 2,5 bulan ke depan.
“Pelatihan ini sangat bermanfaat, sebab benar-benar mendidik kita mengolah kue dari tahap pengenalan bahan-bahan hingga jadi,” tutur Nurnaningsih.
TKI asal Wonosobo, Jawa Tengah, ini bahkan telah berancang-ancang membuka usaha sekembalinya di Indonesia. “Saat ini, saya sudah merintis toko kue dengan saudara di Kebumen. Nantinya dengan bekal ilmu ini, saya mau mandiri, membuka toko kue sendiri,” ujar TKI yang sebelumya juga rutin mengikuti beragam pelatihan di Taiwan.
Nurnaningsih menjelaskan, pihak majikan sangat mendukungnya dengan memberikan ijin libur bagi TKI yang bekerja di Daan District, Taipei, ini.
“Pelatihan intens selama 2,5 bulan ini sangat efektif. Insyaallah akan banyak ilmu yang bisa kami serap,” timpal Tarnia Tari.
TKI yang juga Ketua Fathayat Nahdlatul Ulama (NU) Taiwan ini menuturkan, kegiatan pelatihan ini merupakan oase bagi TKI yang membutuhkan kegiatan positif dan produktif di hari libur.
Untuk menunjang kualitas kegiatan, pelatihan hasil kerja sama Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dan Global Workers Organization (GWO) ini diadakan di ruang praktikum. Bagi TKI yang berlatih membuat kue, seluruh bahan-bahan membuat kue telah disediakan, termasuk peralatan mengolah kue. Adapun untuk kelas bisnis e-commerce, selain disediakan komputer bagi masing-masing peserta, dihadirkan pula tutor yang memandu pengenalan bisnis e-commerce, penerapan sistem aplikasinya, strategi pemasaran produk, pemilihan transaksi pembayaran, serta cara mengelola bisnis e-commerce.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian khusus bagi TKI, sehingga dapat berwirausaha ketika kembali ke Indonesia,” tandas Kepala KDEI Taipei, Robert J. Bintaryo didampingi Kabid Ketenagakerjaan Devriel Sogia Raflis dan Analis Ketenagakerjaan Farid Ma'ruf, di sela-sela kegiatan.
“Manfaat lainnya adalah menambah jaringan dan relasi, bisa bergabung dengan komunitas di Indonesia serta fasilitasi program pemberdayaan terintegrasi oleh Kemenaker dan BNP2TKI sesuai minat dan potensi,” imbuhnya. (*)
“Pelatihan ini sangat bermanfaat, sebab benar-benar mendidik kita mengolah kue dari tahap pengenalan bahan-bahan hingga jadi,” tutur Nurnaningsih.
TKI asal Wonosobo, Jawa Tengah, ini bahkan telah berancang-ancang membuka usaha sekembalinya di Indonesia. “Saat ini, saya sudah merintis toko kue dengan saudara di Kebumen. Nantinya dengan bekal ilmu ini, saya mau mandiri, membuka toko kue sendiri,” ujar TKI yang sebelumya juga rutin mengikuti beragam pelatihan di Taiwan.
Nurnaningsih menjelaskan, pihak majikan sangat mendukungnya dengan memberikan ijin libur bagi TKI yang bekerja di Daan District, Taipei, ini.
“Pelatihan intens selama 2,5 bulan ini sangat efektif. Insyaallah akan banyak ilmu yang bisa kami serap,” timpal Tarnia Tari.
TKI yang juga Ketua Fathayat Nahdlatul Ulama (NU) Taiwan ini menuturkan, kegiatan pelatihan ini merupakan oase bagi TKI yang membutuhkan kegiatan positif dan produktif di hari libur.
Untuk menunjang kualitas kegiatan, pelatihan hasil kerja sama Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei dan Global Workers Organization (GWO) ini diadakan di ruang praktikum. Bagi TKI yang berlatih membuat kue, seluruh bahan-bahan membuat kue telah disediakan, termasuk peralatan mengolah kue. Adapun untuk kelas bisnis e-commerce, selain disediakan komputer bagi masing-masing peserta, dihadirkan pula tutor yang memandu pengenalan bisnis e-commerce, penerapan sistem aplikasinya, strategi pemasaran produk, pemilihan transaksi pembayaran, serta cara mengelola bisnis e-commerce.
“Program ini diharapkan dapat meningkatkan keahlian khusus bagi TKI, sehingga dapat berwirausaha ketika kembali ke Indonesia,” tandas Kepala KDEI Taipei, Robert J. Bintaryo didampingi Kabid Ketenagakerjaan Devriel Sogia Raflis dan Analis Ketenagakerjaan Farid Ma'ruf, di sela-sela kegiatan.
“Manfaat lainnya adalah menambah jaringan dan relasi, bisa bergabung dengan komunitas di Indonesia serta fasilitasi program pemberdayaan terintegrasi oleh Kemenaker dan BNP2TKI sesuai minat dan potensi,” imbuhnya. (*)
Sumber : BNP2TKI
Video Terkait kegiatan :
Berita ini juga diposting di :
Video Terkait kegiatan :
- Sambutan Pembukaan oleh Kepala KDEI Taipei
- Penjelasan Program oleh Pak Farid
Berita ini juga diposting di :