SARANA ADVOKASI & EDUKASI

"FIGHT TO SAVE PMI TAIWAN"

Hati-hati Penipuan Yang Mengatasnamakan Pejabat maupun Institusi BP2MI, Agar Selalu Waspada! ~

21 November 2017

40 TKI Taiwan, Alumni Exit Program KDEI Taipei Siap Berwirausaha


Foto Bersama, Moment Penutupan Exit Program TKI Taiwan (19/11/17)
Foto Bersama, Moment Penutupan Exit Program TKI Taiwan (19/11/17)
Taipei, BNP2TKI (21/11/17) -- Sebanyak 10 (sepuluh) TKI Taiwan terpilih sebagai TKI Terbaik dalam program pelatihan keterampilan (Exit Program) yang digelar oleh Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei bersama Global Workers Organization (GWO) di Taipei, Taiwan (19/11/17). Selain mendapat piagam penghargaan, ke-10 TKI ini juga mendapatkan tabungan dari Bank BNI sebagai hadiah.

Program pelatihan ini diikuti 40 peserta yang merupakan TKI dari berbagai wilayah di Taiwan yang dilakukan guna meningkatkan keahlian khusus bagi TKI, sehingga dapat berwirausaha atau mengisi kesempatan lapangan kerja ketika kembali ke Indonesia. Banyak manfaat dengan program ini antara lain membangkitkan semangat dan menumbuhkan mental berwirausaha, menambah jaringan dan relasi, bergabung dengan komunitas di Indonesia serta fasilitasi Pemberdayaan Terintegrasi.

Ke-10 TKI Terbaik tersebut terbagi dalam 2 (dua) kelompok pelatihan yakni kelas baking (pembuatan kue) yaitu: Astuti, Evi Dwi Puspitasari, Suparni, Rini Yuniati, dan Atin Sunarti, serta kelas e-commerce (bisnis online) yaitu: Rike Septiana, Risa, Muhdirin, Nurkhoiriah, dan Mardianto.

Atin Sunarti, salah satu TKI terbaik menyampaikan, pihak majikan mendukung penuh keputusannya mengikuti pelatihan membuat kue. Pihak majikan berharap, Atin sepulangnya ke Indonesia bisa membuka usaha dan hidup mandiri.

“Setiap minggu saya berangkat mengikuti pelatihan dengan membawa nenek yang saya jaga menggunakan kursi roda,” tuturnya.

Perjuangan Atin bukanlah hal yang mudah. Demi mendapat ilmu bekal kemandirian di Indonesia, Atin setiap minggu mesti berangkat dari daerah Beitou menuju Taipei. Dengan mendorong kursi roda yang ditumpangi nenek yang dijaganya, Atin kemudian naik kereta MRT menuju lokasi pelatihan dengan menempuh waktu sekitar 1,5 jam. Perjuangan Atin sepadan dengan predikat TKI Terbaik yang berhasil diraihnya bersama sembilan TKI lainnya.

Pelatihan keterampilan membuat kue (Chinesse/Western Baking) dan bisnis online (internet marketing) ini berlangsung selama 2,5 bulan dalam 10 kali pertemuan (durasi 40 jam). Pelatihan menghadirkan mentor-mentor yang berpengalaman di bidangnya. Butuh kesabaran, keuletan dan komunikasi yang intensif agar TKI bisa mengikuti pelatihan di sela-sela kewajibannya bekerja sebagai TKI.

“Banyak manfaat mengikuti kegiatan ini, karena menumbuhkan mental berwirausaha. Tidak selamanya mereka akan menjadi TKI,” tutur Kepala KDEI Taipei Robert James Bintaryo saat memberi sambutan di Kainan Vocational High School, Taipei, Minggu (19/11).

Beliau juga berharap, hendaknya ilmu yang telah diperoleh dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, terlebih lagi lembaga perbankan di Indonesia dapat memfasilitasi untuk kredit usaha. Khususnya bagi TKI kelas e-commerce juga diharapkan dapat menyasar bisnis startup di Indonesia.

Kepala Sekolah Kainan Vocational High School, Xing-Wen Fei menuturkan, seluruh kue yang dipelajari TKI adalah jenis kue yang sangat terkenal di Taiwan namun sangat praktis dipraktekkan. “Harapannya, jika kue-kue ini dibuat di Indonesia, akan banyak peminat sehingga mudah dipasarkan,” ujar Xing-Wen Fei antusias.

Menjawab Kegelisahan TKI Purna

TKI terbaik lainnya, Rini Yuniati, berharap sekembalinya ke Indonesia dirinya bisa membuka usaha. “Saya sangat berminat dengan bidang makanan dan kue-kuean. Saya mengikuti pelatihan ini agar dapat membuka usaha di Indonesia,” jelas TKI yang bekerja di daerah Xizhi, Taipei. TKI asal Gurah, Kediri, Jawa Timur ini telah sekitar 8 (delapan) tahun bekerja sebagai TKI di Taiwan sehingga memutuskan sekembalinya ke Indonesia akan berwirausaha.

TKI purna dan kembali ke Indonesia akan menghadapi persoalan baru. Mereka yang akan membuka usaha misalnya, masih gamang dengan bidang usaha yang akan dibuka serta persoalan permodalannya.

“Kegiatan ini menjawab kegelisahan TKI, dengan bekal pelatihan ini, setelah kembali ke Indonesia mereka dapat membuka usaha, terkait dengan permodalan dapat kita arahkan ke perbankan” tandas Senior Asisten Ketenagakerjaan KDEI Taipei, Kadir.

Kadir menambahkan, TKI purna diharapkan dapat mengikuti program pemberdayaan terintegrasi di Indonesia agar didampingi saat memulai usaha hingga akses permodalan dan pemasaran.

Hendaknya alumni pelatihan sudah dapat menentukan niat, minat dan impian untuk berwirausaha dari sekarang. Sudah banyak TKI purna yang berhasil, punya prestasi bagus dan produk-produk karyanya diikutsertakan dalam event-event nasional/internasional, contohnya dipamerkan dalam Trade Expo Internasional 2017 beberapa waktu lalu, katanya, menyemangati peserta pelatihan.

Dari sisi Perbankan, Ersam Richard Parura, Remittance Representative BNI menyatakan, “Kami menghimbau para TKI di Taiwan secara rutin menyisihkan gaji mereka di rekening sebagai bekal membuka usaha di Indonesia. Apabila membutuhkan bantuan, BNI bisa membantu melalui kredit usaha purna TKI,” terangnya, usai memberikan hadiah uang tunai secara simbolis kepada 10 TKI Terbaik. ***

Sumber :
http://www.bnp2tki.go.id

Juga dirilis di :
  1. http://www.kdei-taipei.org  
  2. https://newtalk.tw
  3.  http://jateng.tribunnews.com
  4. http://tradenewsonline.co/ 
  5. https://www.antaranews.com 
  6. https://www.taiwannews.com
  7. http://indonesian.rti.org.tw/
Lihat juga versi Videonya di GFTV