SARANA ADVOKASI & EDUKASI

"FIGHT TO SAVE PMI TAIWAN"

Hati-hati Penipuan Yang Mengatasnamakan Pejabat maupun Institusi BP2MI, Agar Selalu Waspada! ~

07 July 2018

Pelatihan Tour Guide PMI Taiwan, Persiapan Karir Di Bidang Pariwisata Kelak


BNP2TKI, Taichung, (01/07/18) – Kegiatan Pemberdayaan PMI kerap dilakukan oleh PMI baik yang diselenggarakan oleh KDEI Taipei (Exit Program) maupun inisiasi para PMI maupun organisasi/komunitas PMI Taiwan. Kegiatan pemberdayaan dilakukan dalam bentuk pelatihan keterampilan maupun upgrading skills yang disesuaikan dengan minat dan kebutuhan yang kelak bermanfaat bagi PMI dalam mendukung pekerjaan di Taiwan maupun setelah kembali ke tanah air kelak.

Pelatihan Traveling Guide (Pemandu Wisata) bagi PMI yang diselenggarakan oleh Forum Diaspora Sumatera Utara Taiwan ini bekerja sama dengan Formosa Maker School, sebuah lembaga inkubator bisnis di Taiwan dan Ikatan Pekerja Indonesia Taiwan (IPIT). Tujuan utama penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk membantu PMI mempersiapkan kehidupan yang baru setelah mereka kembali ke Indonesia kelak dengan bekal skill baru.

Kelas pelatihan ini diselenggarakan sebanyak 10 kali pertemuan. Pada pertemuan kedua 01/07/18), KDEI Taipei diundang untuk memberikan materi seputar pengetahuan PMI untuk Pemberdayaan Terintegrasi. Hadir dalam kesempatan ini Farid Ma’ruf selaku Analis Bidang Tenaga Kerja KDEI Taipei menyampaikan materi dengan tema Program Pemberdayaan Bagi PMI dan Rencana Strategis Pariwisata Indonesia.
Dalam paparannya, Farid memperkenalkan Pemberdayaan PMI dan keluarganya yang dilakukan untuk mewujudkan PMI EMAS yakni : (E) = Ekonomi PMI dan keluarganya meningkat, (M) = Mandiri tanpa perlu bekerja ke luar negeri, (A) = Aman dalam bekerja dan aman dalam berusaha, (S) = Sejahtera bersama keluarga.

Lebih lanjut, Farid juga menyampaikan program pemberdayaan terintegrasi bagi PMI dan keluarganya yang sudah dilakukan saat ini di Indonesia antara lain pada bidang ketahanan pangan (pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan), ekonomi kreatif (kerajinan tangan, usaha kreatif dari limbah), jasa (bengkel, supir, salon) serta yang sesuai dengan tema pelatihan pada saat ini yakni bidang pariwisata (kuliner, travelling guidespa therapist dan lain-lain). Selain mengembangkan usaha sendiri PMI juga diharapkan nantinya bisa menjadi tenaga kerja produktif di dalam negeri pada bidang produksi maupun jasa. Peran dari pemerintah nantinya adalah pada pendampingan untuk fasilitasi pelatihan, pendampingan maupun fasilitasi pembiayaan melalui perbankan, lembaga kredit mikro).

Sesuai dengan konteks pelatihan terkait dengan Travelling Guide, Farid menjelaskan empat tahapan yang mesti diketahui oleh PMI yakni pertama harus menentukan minat dari sekarang pada Bidang Travelling Guide, kedua adalah mencari pengetahuan keterampilan, informasi, teman, jaringan (melalui pelatihan), ketiga adalah mulai berwirausaha, serta step keempat adalah Promosi.

Turut memotivasi PMI peserta agar semangat untuk menggeluti bidang yang akan dikembangkan nanti setelah kembali ke Indonesia. Khususnya bidang pariwisata, banyak potensi serta sektor tersebut prosespeknya sangat baik ke depan. Apalagi Indonesia terkenal dengan pesona wisata yang terkenal di luar negeri. Hal ini terbukti dengan banyaknya penghargaan terkait Pariwisata yang diraih oleh Indonesia.

Sejalan dengan promosi wisata Indonesia dengan pengembangan destinasi wisata 10 Bali Baru diharapkan dapat menarik wisatawan mancanegara dan tentunya menciptakan lapangan kerja termasuk Travelling Guide. PMI juga diharapkan dapat mengembangkan atau dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama pelatihan untuk memulai usaha di bidang Travelling Guide.

Farid juga menyampaikan strategi promosi yang dapat dilakukan antara lain mengikuti bazaar/pameran di dalam negeri, mengikuti bazaar/pameran di luar negeri, serta memanfaatkan social media : Facebook, instagram, Path dan lain-lain. Turut memotivasi dengan mencontohkan beberapa PMI purna yang sudah sukses di tanah air mulai dari bisnis skala kecil sampai skala besar yang sudah go internasional.
KKBM (Komunitas Keluarga Buruh Migran) turut diperkenalkan yakni sebagai komunitas dari, oleh, dan untuk masyarakat setempat lingkungan desa, beberapa desa atau kecamatan sumber TKI. Komunitas ini merupakan suatu kesatuan sosial yang memiliki kesamaan yaitu pernah, sedang, atau akan bekerja di luar negeri sebagai TKI. Beranggotakan TKI, keluarga, paralegal TKI, tokoh masyarakat, penggiat isu migran.

KKBM digerakan oleh orang yang bekerja pada tingkat komunitas/kelompok maupun Community organizer (CO) KKBM merupakan bagian dari komunitas yang mengorganizir anggota lainnya agar dengan sadar mau bergerak melakukan usaha bersama menyelesaikan permasalahan terkait penempatan dan perlindungan TKI yang terjadi di lingkungan tempat tinggalnya.

“Guna mendukung kesuksesan usahanya pada saat pulang kelak, diharapkan PMI Purna yang berwirausaha dapat menjadi bagian dari KKBM. Saat ini KKBM tersebar pada 7 Provinsi, 17 Kabupaten/Kota, 19 Kecamatan, 19 Desa. Silahkan hubungan kantor BNP2TKI atau BP3TKI terdekat untuk informasi selanjutnya”, ujarnya dalam mengakhiri sambutannya.

Turut hadir dalam acara tersebut, Kadir selaku Senior Asisten Bidang Tenaga Kerja yang turut memberikan motivasi serta menyampaikan informasi ketenagakerjaan kepada para PMI yang hadir dalam acara tersebut.
Penyelenggara juga menyampaikan apresiasi atas kehadiran dan meminta dukungan dari KDEI Taipei dalam kelancarakan penyelenggaraan pelatihan ini dalam bentuk fasilitasi dalam penyebarluasan informasi pelatihan maupun mendatangkan narasumber dan praktisi bidang pariwisata dalam pertemuan selanjutnya.

Sumber : BNP2TKI