Penyerahan Penghargaan untuk Masjid An-Nur Tongkang oleh Pihak Taiwan (Dok : Pengelola Masjid) |
Taipei – SP (09/12/18)
-- Masjid An-Nur Tongkang, resmi mendapatkan pengakuan dari Taiwan sebagai
masjid resmi ke-8 di Taiwan. Masjid ini adalah masjid yang dibangun secara
gotong royong oleh PMI di Taiwan.
Sebagaimana dilansir dari
Rilis Resmi website Imigrasi Taiwan bahwa
penghargaan kehormatan ini diserahkan langsung dalam kegiatan "2018
Foreign Affairs Workshop" yang diselenggarakan oleh National Immigration Agency (“NIA”) bertempat di Taichung Park.
Selain berbagai kegiatan
dan pertunjukan, Menteri Dalam Negeri Dr. HSU Kuo-yung juga menggunakan
kesempatan langka ini untuk memberikan penghargaan kehormatan kepada para
diplomat asing dan pekerja migran sebagai ungkapan rasa terima kasih atas
kontribusi dan layanan terhadap Taiwan.
Penerimaan penghargaan dan
pengakuan Masjid An-Nur Tongkang diwakili langsung oleh Bapak Muksin, mantan
PMI di Taiwan sebagai pendiri masjid An-Nur Tongkang, diterbangkan dari Jawa
untuk menerima penghargaan tersebut.
Ada cerita yang sangat
menyentuh mengapa Bapak Muksin terpilih sebagai penerima penghargaan tersebut. Berawal
pada tahun 1999, Bapak Muksin adalah seorang ABK nelayan di Tongkang, Pingtung.
Bersama dengan rekan-rekan satu desa mempunyai niat yang sama untuk menjalankan
amal ibadah Islam meskipun tinggal di luar negeri. Bapak Muksin memulai
penggalangan dana pada Mei 2008 untuk pembangunan masjid. Meskipun ia harus
meninggalkan Taiwan pada akhir masa kerjanya pada tahun 2012, dukungan dari PMI
sedikit demi sedikit terkumpul untuk pendirian masjid tersebut.
Setelah lebih dari 10 tahun
atas dedikasi dan kerja keras, pembangunan masjid An-Nur Tongkang dengan
perkiraan yang memakan biaya sekitar tujuh juta New Taiwan Dollar tersebut akhirnya
diakui oleh Taiwan sebagai masjid resmi ke-8.
Masjid An Nur, Donggang diresmikan
pada 18 Februari 2018 lalu. Masjid tersebut sebagai center of learning bagi para ABK Nelayan. Di masjid inilah
para ABK Nelayan melakukan sholat berjamaah, pengajuan, tahlilan, yasinan,
belajar mengaji dan menulis bahasa Arab, serta kegiatan bermanfaat lainnya.
KDEI Taipei selaku perwakilan Indonesia di Taiwan kerap melakukan sosialisasi maupun
pertemuan dengan ABK Nelayan di masjid tersebut.
Bapak Muksin diundang
kembali ke Taiwan sebagai tamu kehormatan dari National Immigration Agency (“NIA”). Kemarin (8 Desember 2018), Bapak
Muksin mengunjungi masjid tersebut untuk pertama kalinya, dan berbaur kembali
dengan teman-teman lama dan menerima sambutan hangat dari peserta Muslim
lainnya. Bapak Muksin tampak tersentuh oleh umpan balik positif dari
masyarakat. Pada hari yang sama, Bapak Muksin juga menghadiri acara penyerahan sumbangan
30 sepeda baru ke ABK nelayan dari NIA, sebagai solusi transportasi bagi para ABK
nelayan asal Indonesia untuk kemudahan akses ke masjid.
Menteri Dalam Negeri Dr.
HSU Kuo-Yung juga menyampaikan bahwa ABK Nelayan mayoritas di Taiwan adalah asal
Indonesia, dan sangat berkontribusi terhadap pertumbuhan dan perkembangan
industri perikanan Taiwan.
Sementara itu, menurut
Data Statistik Kementerian Ketenagakerjaan Taiwan (Update Oktober 2018), jumlah
ABK Nelayan Indonesia (territorial) saat ini berjumlah sebanyak 8.933 orang
atau sebanyak 71,4 % dari seluruh total ABK Nelayan asing yang bekerja di
Taiwan. Ini menandakan bahwa memang jumlah ABK Nelayan Indonesia sangat besar sehingga
perlu mendapatkan perhatian serius.
Penempatan
ABK Nelayan di Wilayah teritorial Taiwan pernah dimoratorium oleh Indonesia
pada 16 Maret 2015 karena banyaknya permasalahan pada saat itu yang kemudian
dibuka kembali pada tanggal 29 September 2015, dengan salah satu ketentuannya
adalah perbaikan kesejahteraan bagi ABK Nelayan antara lain adanya penambahan
tambahan pendapatan mengingat resiko bekerja di laut lebih tinggi daripada
bekerja di darat. Untuk peningkatan kesejahteraan, sebelumnya juga ABK Nelayan
berhasil dibebaskan dari biaya akomodasi bulanan sebesar NT$ 2500 yang umumnya
dibebankan kepada PMI sektor formal.
Penghargaan
dan pengakuan Masjid An-Nur Tongkang ini terbilang special, karena sehari sebelumnya, Forum Silaturahmi Pelaut
Indonesia (FOSPI) Donggang Pintung sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
masjid juga mendapatkan Penganugerahan
Hassan Wirajuda Perlindungan WNI Award (HWPA) tahun 2018 yang digelar oleh
Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jum’at malam (07/12/18).
Kiprah
manis ABK Nelayan di kawasan Taiwan Selatan ini semoga menjadi pendorong dan
penyemangat bagi organisasi atau komunitas PMI lainnya untuk kontributif positif
di bumi formasi untuk kemanusiaan, sosial, agama dan peningkatan pelindungan
PMI di Taiwan.
Disadur dari resmi NIA dari https://www.immigration.gov.tw/ct.asp?xItem=1356803&ctNode=29991&mp=2