04 Januari 2019 09:52 WIB
Sekretaris Utama BNP2TKI Tatang Budie Utama Razak mengatakan, fokus BNP2TKI kelak bukan hanya melayani tetapi juga membuka pasar tenaga kerja baru dan mempersiapkan calon TKI atau PMI.
Untuk itu sudah saatnya budaya kerja berubah. Perlu ada kesadaran bekerja dengan empat TI. Bekerja harus dengan hati, bekerja dengan hati-hati, bekerja jangan masukan hati, dan bekerja dengan Teknologi Informasi.
Menguatkan kompetensi pejabat maupun stafnya. Memiliki disiplin. Mempunyai jiwa korsa yang kuat, ujar Sestama yang mengutarakan hal itu pada acara Apresiasi ESO dan Penguatan Garda Muda BNP2TKI di Auditorium BNP2TKI di Jakarta, Jumat (28/12/2018). Kegiatan yang juga dihadiri para pejabat eselon satu, dua, tiga dan segenap tim Employment Service Officer (ESO) Batch V.
Perbaikan Berkelanjutan
Berbagai cara dilakukan agar BNP2TKI siap menghadapi perubahan karena bila Perpres sudah diterbitkan maka namanya berubah, sedang fungsi dan wewenang bertambah dan diperkuat.
Salah satu upaya itu adalah pembentukan Employment Services Officer. ESO, yang digagas Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dan digadang-gadang sebagai Satgas, dibentuk sebagai bagian dari upaya monitoring dan melakukan perbaikan berkelanjutan di segala bidang.
Selama tiga bulan tim ESO Batch V diterjunkan di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dalam kemajuan pelayanan penempatan dan perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Hasil kerja tim ESO, yang terdiri dari Garda Muda BNP2TKI, ditampilkan jurubicara masing-masing pada acara di hari Jumat itu. Mereka berhasil mengidentifikasi isu terkait pelayanan :
Titis M. Yurlita (LTSA Karawang), Ikmal Hananto (BP3TKI Jakarta), Merli N. Riga (LP3TKI Palu) yang ditugaskan di LP3TKI Surabaya. Berkontribusi mengadakan bimtek/sosialisasi terhadap temuan ESO terkait data sarana kesehatan di SISKOTKLN dan ditempatkannya pegawai CPNS untuk melakukan verifikasi penjadwalan PAP.
Ulfa Mubarika (BP3TKI Lampung), Nashruddin Qawiyurrijal (BP3TKI Banjarbaru) yang penugasannya di BP3TKI Jakarta. Berkontribusi mengonsep rekomendasi penutupan sistem ID yang manual atau pembaruan penguncian ID by SIP, melakukan penyuluhan PP, dan penyusunan konsep PMI Corner.
Agus Gudiyahman (BP3TKI Pontianak), M. Arif (BP3TKI Makassar), Dony A. Kurniawan (P4TKI Tj. Balai Karimun) yang ditugaskan di BP3TKI Nunukan. Memberikan kontribusi dalam pembinaan penyusunan PP terhadap P3MI sesuai Permenaker 22, PMI buta huruf ditunda keberangkatannya sambil diajari membaca, serta penertiban dokumen.
M. Andry Suryadi (BP3TKI Banjarbaru), Adhi Nugroho (BP3TKI Mataram), Budi Susanto (LTSA Subang) yang ditugaskan di BP3TKI Medan. Berkontribusi dalam hal koordinasi dengan disnaker terkait permasalah ID PMI, PP sudah mulai dilegalisasi di Disnaker sesuai domisili CPMI setelah adanya pengarahan ke P3MI.
Mulia Sarlita Dilapanga (BP3TKI Manado), Hari Priyono (BP3TKI Tangerang), Dewi B. Alawiyah (BP3TKI Padang), yang ditugaskan di BP3TKI Denpasar. Memberikan kontribusi dalam hal konsep SOP Penempatan, Penguatan Informasi kepada publik dengan media visit, dan kunjungan kepada stakeholders terkait antara lain disnaker dan konjen India.
Charly Tri P (BP3TKI Bandung), Fausina (BP3TKI Semarang) yang ditempatkan pada BP3TKI Lampung. Memberikan kontribusi dalam konsep MoU dan SOP kerjasama antara BP3TKI Lampung dan Dinkes Kab. Lampung Timur dalam pengajuan izin PIRT PMI Purna, dan membantu pembuatan konsep mobil dinas untuk sosialisasi.
Mianhot JP (BP3TKI Medan), Guntar Sabhara (BP3TKI Nunukan) yang ditempatkan di P4TKI Pamekasan. Berhasil menempatkan satu orang PMI re-entry ke Arab Saudi, karena jumlah penempatan PMI dari P4TKI Pamekasan sebelumnya masih nol, serta membantu menyukseskan Jobfair.
Feri Meriyanto (BP3TKI Nunukan), Riris Sugiarto (BP3TKI Pontianak), Teofilus Ginting (LTSA Sumbawa), Lucky A. Pramono (BP3TKI Medan) dengan penempatan di BP3TKI Semarang. Memberikan kontribusi dalam upaya penyamaan persepsi aturan pada pelayanan BP3TKI secara umum serta membantu perbaikan pelayanan penempatan.
Susanti (BP3TKI Palembang), Muhamad Meidi (BP3TKI Lampung), Eva R.U.Aritonang (P4TKI Jambi) yang ditugaskan di LTSA Cilacap. Berkontribusi meningkatkan koordinasi dengan BPJS TK untuk mengoptimalkan layanan LTSA, merekomendasi tunda layan terhadap pemalsuan dokumen, serta merekomendasi peningkatan kualitas pelayanan PAP.
Selain itu juga tampil, Kadir dari KDEI Taipei dengan karya SAVE PMI TAIWAN), Noerman Adhiguna, BP3TKI Mataram (SIPITR3), Ahmad Fauzi, LP3TKI Palu (KEBAL), Bayu Aryadhi, Biro Keuangan Umum (SIPAGAR), Mas Oktavian, Puslitfo (Good Government Governance), Restu Dewi Utami, Direktorat P2P (GERAKAN PATEN), Fadzar Alimin, Dit. Pemberdayaan (Kerjasama dan Sinergitas), Mira Caliandra, Dit. Mediasi Advokasi (Memilih BNP2TKI).
Sestama menyatakan, teman-teman ESO melakukan banyak hal di lapangan. Memiliki gagasan dan ide inovatif serta bisa membuat solusinya. “Kita perlu membangun semangat bersama. Faktanya, ESO banyak melakukan perubahan dan Strategic Program Management Officer (SPMO) banyak memberikan masukan.”
“Sekarang kita sedang berproses dalam perubahan, kita perlu orang khusus untuk membantu dalam proses perubahan ini. Bukan hanya konsep tapi langkah- langkah yang sifatnya belum dilakukan. Kita mencoba mengubah, sudah saatnya memanfaatkan yang sudah baik tapi belum masuk dalam satu sistem. Ini event yang baik dan menjadi model,” paparnya.
Permulaan Yang Bagus
Kepala BNP2TKI, Nusron Wahid, juga memuji kegiatan ESO dan menegaskan harus dilanjutkan. Hasil-hasilnya dibahas bersama dan kemudian diimplementasikan.
Penting karena ada chemistry antara para peserta ESO dengan PMI yang dilayani. Keduanya berasal dari generasi milenial, generasi yang sadar dan melek dengan kemajuan teknologi komunikasi dan digitalisasi, lanjutnya.
Tata kelola yang baik di lembaga pemerintah bisa berjalan bila aparatnya mampu menanggapi secara cepat perubahan di kalangan masyarakat. Perubahan yang didorong oleh teknologi komunikasi dan digitalisasi, katanya dalam kesempatan yang sama.
Untuk itu, menurutnya, acara yang melibatkan generasi muda untuk tampil berbicara hasil kreasi inovasi dan memberikan paparan karya nyata dalam forum yang didengar oleh pejabat eselon I dan II ini sangat bagus. “Ini menandakan tidak ada sekat-sekat dalam satu keutuhan keluarga besar BNP2TKI dan perlu diapresiasi.”
Terkait temuan, ditambahkannya, banyak distorsi dilapangan yang kerap terjadi itu belum tentu sepenuhnya salah dari PNS yang bersangkutan. Bisa jadi karena kebijakannya yang belum atau tidak mengakomodir kecepatan serta tuntutan perubahan.
“Masyarakat itu maunya sekali datang selesai. Tidak dilempar ke bagian ini dan itu. Pada level ini kita harus mengubah peraturannya.”
Acara yang berlangsung seharian tersebut memberi energi baru bagi perbaikan berkelanjutan di BNP2TKI. Kinerja pada 2019 harus lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. ***
Sumber : BNP2TKI